Translate

arsitek indonesia

arsitek indonesia
ridwan kamil

arch

doraemon

doraemon

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 15 Mei 2015

Mengenal Konsep Rumah Hijau Hemat Energi


Mengenal Konsep Rumah Hijau Hemat Energi




Green House 1 (Photo credit: Hammer51012

Bangunan yang baik tidak bisa terwujud tanpa perencanaan yang baik pula. Dalam dunia konstruksi, perencanaan memegang peranan penting untuk kenyamanan para penghuninya. Bagi kita yang tinggal di negara tropis, yang terpenting adalah bagaimana desain sebuah hunian memiliki kemampuan berkompromi dengan iklim setempat, khususnya masalah panas, angin dan kelembaban.
 

Selain itu penekanan bangunan pada aspek ekologi membuat hunian menjadi lebih ramah lingkungan. Beberapa prinsip desain rumah hijau hemat energi yang harus diperhatikan adalah:

 1. Mempertimbangkan iklim tropis (arah matahari dan angin)

Pemanfaatan sinar matahari
Cahaya matahari yang melimpah di daerah tropis seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal melalui bukaan-bukaan (jendela atau sejenisnya). Bangunan yg didesain harus diberi jarak dengan area sekelilingnya agar cahaya bisa masuk dari segala arah. Pemanfaatan sinar matahari yang baik bisa meminimalkan pemakaian listrik yang berlebihan.
Mempertimbagkan faktor angin (sirkulasi udara).
Selain penggunaan bukaan yang maksimal untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, bukaan juga mempengaruhi penghawaan alami bagi ruang-ruang dalam rumah. Sehingga penggunaan penyejuk ruangan (AC) tidak diperlukan sama sekali dan itu artinya penghematan energi dapat terpenuhi. Karena itu sistem ventilasi silang (cross ventilation) yang menempatkan bukaan saling berhadap-hadapan mampu mengalirkan udara dalam ruang secara maksimal.


2. Faktor Ekologis

Menyediakan lahan di sekitar rumah untuk sistem biopori, hal ini berkaitan dengan ketersedian air tanah di saat musim kemarau. Jika memungkinkan, buatlah sumur resapan di sekitar halaman. Ini merupakan usaha jangka panjang dalam hal konservasi air. Taman atau penempatan tanaman di sekeliling bangunan, keuntungannya adalah memungkinkan ketersediaan pasokan oksigen bagi penghuni dan lingkungan sekitar.

Keberadaan vegetasi/pepohonan di sekitar bangunan juga mampu memberi kesejukan. Bayangan yang dihasilkan sebuah pohon sedikit banyak mampu mengurangi suhu panas dalam rumah. Rumah harus memiliki bak pengolahan sampah organik. Minimal memiliki tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan anorganik.
 

3. Selain Panas, Kelembaban juga merupakan masalah di negara beriklim tropis.
Solusinya adalah: Tidak semua dinding rumah perlu diplester. Beberapa bagian dinding rumah seharusnya meneraakan bata ekspose untuk mengurangi kelembaban. Fisik bangunan dibiarkan terekspose oleh material dasar seperti batu bata atau dinding aci tanpa, kalaupun ada bagian dinding yang harus dicat hanya bagian tertentu saja sebagai point of interest bangunan. Selain memberi solusi kelembaban juga untuk meminimalkan biaya.


 4. Dalam perencanaan bangunan gunakan lahan sesedikit mungkin.

Artinya semakin luas lahan yang dipakai untuk mendirikan bangunan semakin kecil kemampuan tanah untuk menyerap air. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya persediaan air tanah dan beresiko banjir. Desain rumah panggung tradisional indonesia adalah salah satu bukti bahwa leluhur kita lebih bijak beradaptasi dengan alam dan lingkungannya.

 

5. Terakhir yang tidak kalah penting adalah sikap dan tindakan manusia.
Setiap orang berkomitmen untuk menggunakan air seperlunya. Lebih memilih memakai shower (pancuran) daripada bathtub. Begitu juga dengan pemilihan kloset yang memakai teknologi dual flush sehingga air yg dipakai untuk menyiram kotoran pas.

Selain itu, tindakan bijak lainnya yg dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan air bekas bilas pakaian untuk menyiram tanaman(sebelumnya pastikan air tersebut tidak mengandung detergen yang keras) atau membilas kloset.
Jika prinsip-prinsip dan tindakan ini Ailovrends terapkan maka rumah ailovrends layak disebut sebagai rumah hijau hemat energi. Dengan mengoptimalkan desain yang ramah lingkungan ke dalam hunian, kita tidak hanya mewujudkan kenyamanan bagi penghuninya namun juga turut andil dalam usaha menjaga bumi beserta isinya.


Sumber : Atjeh Post.http://ailove-engineering.blogspot.com/2013/04/mengenal-konsep-rumah-hijau-hemat-energi.html



Membuat Green House

Rumah lingkungan tidak hanya akan menyelamatkan lingkungan tetapi juga akan membuat Anda lebih sehat, nyaman dan hemat. Membuat rumah hijau (green house) atau rumah lingkungan ini mencakup dalam tahapan-tahapan berikut ini.


Meminimalkan Penggunaan Sumber Daya Alam dalam Proses Pembangunan 



Pada saat proses pembangunan rumah, usahakan agar meminimalkan penggunaan bahan bangunan. Anda dapat mengontrol pemakaian bahan bangunan dan bicarakan kepada tukang agar bisa menggunakan bahan secara hemat dan tidak membeli bahan bangunan secara berlebihan dan akhirnya tidak dipakai.

Misalnya, ketika Anda membutuhkan triplek dan kayu-kayu sebagai penahan cor an lantai atas. Anda bisa menggunakan kayu-kayu bekas dari rumah yang telah selesai dibangun dan masih bisa dipakai. Atau bagaimana penempatan pasir agar pasir tidak diinjak-injak dan akhirnya tidak dipakai lagi.

Desain yang tepat dan matang juga penting agar tidak banyak bahan bangunan yang terbuang. Kesalahan desain atau desain yang diubah, kemungkinan akan ada bagian yang sudah dibangun dibongkar ulang sehingga bahan bangunan terbuang percuma.


Memilih Material Bangunan yang Ramah Lingkungan




Berkat perkembangan teknologi, kini banyak material bangunan ramah lingkungan yang dapat digunakan. Salah satu caranya dengan menghemat penggunaan kayu, yang berarti meminimalkan penebangan pohon dan menyelamatkan hutan sebagai bagian penting untuk kehidupan di bumi.

Beberapa bahan bangunan ramah lingkungan adalah baja ringan yang digunakan untuk atap, alumunium / PVC atau UPVC untuk kusen pintu dan jendela, menggunakan pintu PVC yang berasal dari plastik, gypsum sebagai pengganti triplek untuk plafon, sebagai alternatif penggunaan kayu, dapat menggunakan kayu daur ulang atau kayu plastik yang juga merupakan hasil proses daur ulang.

Hal positif lain dari menggunakan bahan-bahan tersebut dapat menghemat proses pengerjaan dan karena buatan pabrik, biasanya lebih terjaga kualitasnya.


Rumah Hemat Energi Listrik 







Pernahkah Anda ikut dalam kampanye mematikan lampu selama 1 jam? Hal tersebut bertujuan agar kita sadar untuk hemat energi listrik. Perlu dibuat rancangan agar rumah minim menggunakan energi listrik. Buatlah desain rumah dengan bukaan cahaya alami yang memadai sehingga tidak perlu menggunakan listrik pada pagi dan siang hari. Membuat ventilasi yang baik, bagaimana mengatur agar ada sirkulasi udara juga akan mengurangi penggunaan AC karena udara dalam rumah yang tidak panas. Membuat toran untuk menampung air juga salah satu langkah menghemat listrik karena tidak perlu menggunakan listrik yang besar untuk menyalakan pompa ketika akan menggunakan air.


Menggunakan Energi Alternatif 



Ada sistem yang dapat menghasilkan solar listrik atau photovoltaic (PV). Energi ini dapat menggantikan energi listrik. Energi alternatif yang banyak digunakan adalah dengan memanfaatkan energi matahari atau tenaga angin. Contoh umum adalah menggunakan pemanas air dengan menggunakan energi matahari. PV diletakkan di atap untuk menampung panas matahari dan diolah untuk memanaskan air. Dengan sitem yang lebih kompleks, panas matahari ini dapat memenuhi kebutuhan energi listrik untuk seluruh rumah.


Rumah Hemat Penggunaan Air





Air adalah zat penting dalam kehidupan. Di dalam rumah, penggunaan air paling banyak. Air digunakan untuk mencuci pakaian, piring, mobil, sayuran, untuk menyiram tanamana, air untuk mandi dan berbagai keperluan lain di kamar mandi dan untuk keperluan lainnya. Jika digunakan dengan boros bukan hal yang mustahil air akan habis. Maka, perlu pengelolaan penggunaan air di dalam rumah.
Cara menghemat air dalam rumah dapat dimulai sejak pembangunan rumah. Contohnya, dengan menggunakan kloset dual flush yang hemat air dan menggunakan kran sensor. Dengan pengetahuan dan penerapan yang tepat, Anda dapat merancang pembuangan dan mengolahan air agar dapat didaur ulang, yaitu dengan memanfaatkan limbah air dari dapur dan kamar mandi diolah kembali sehingga dapat digunakan untuk menyiram tanaman, mobil, dan lainnya.
Dalam penggunaannya sehari-hari, air dapat dihemat, misalnya air kaya vitamin yang telah digunakan untuk mencuci sayuran dapat ditampung dan digunakan untuk menyiram tanaman Untuk menabung air, dapat dilakukan dengan membuat sumur resaan yang akan menampung air hujan, atau langkah praktis dengan membuat lubang bipori di taman.


Membuat Taman 






Taman rumah menjadi tempat salah satu kita dapat melestarikan lingkungan. Di taman, kita dapat menanam berbagai tanaman yang berfungsi sebagai penahan air hujan, menjaga kestabilan dan kesuburan tanah dan menghasilkan oksigen. Pohon dan tanaman di taman juga dapat berfungsi sebagai pelindung panas dan penahan debu sehingga rumah dapat menjadi lebih nyaman.

Anda bebas menentukan model rumah yang akan dibangun, tetapi jangan lupakan agar tetap membuat rumah ramah lingkungan atau green house. Ini merupakan langkah nyata bahwa kita melestarikan lingkungan. Sebagai imbalan, rumah ramah lingkungan dapat menghemat pengeluaran untuk rumah Anda setiap bulannya.
sumber : http://kumpulan.info/rumah/tips-rumah/434-rumah-ramah-lingkungan.html

Jumat, 08 Mei 2015

Biografi Henry Hobson Richardson

Henry Hobson Richardson lahir di Priestly perkebunan di Louisiana pada tanggal 29 September 1838. Selama karir singkat tapi produktif dari 21 tahun Henry Hobson Richardson telah disempurnakan solusi bangunan dan formula desain untuk berbagai jenis bangunan, banyak yang baru umurnya: perpustakaan skala besar kota kecil dan, bangunan kampus, stasiun kereta api, katedral, gedung pengadilan, balai kota, ibukota negara, blok komersial, dan rumah pinggiran kota.

Sebagai ukuran untuk peran penting Henry Hobson Richardson dicapai pada zamannya, Arsitek Amercian dan Bangunan Berita tahun 1885 yang disurvei pembacanya untuk, "sepuluh bangunan yang pelanggan percaya untuk menjadi contoh yang paling sukses dari desain arsitektur di negeri ini." Dari 10 pilihan, setengah yang oleh Henry Hobson Richardson. Gereja Trinity, Boston (1872-1877) terpilih sebagai yang pertama (dicalonkan oleh 84% dari pemilih). Juga pada daftar yang karya-karya ini oleh Henry Hobson Richardson: Balai Kota Albany, Albany, NY (1880-1882); Sever Hall, Harvard University (1880-1882); New York State Capital (1867-1898); Balai Kota, North Easton, Mass. (1879-1881). Pada saat kematiannya pada April 1886 pada usia 47, Henry Hobson Richardson berada di puncak karirnya, dan arsitektur yang Henry Hobson Richardson telah diangkat ke gaya nasional dan yang melahirkan nama-Richardsonian nya tidak Romawi-bisa diabaikan oleh calon arsitek muda yang berharap untuk jatuh pewaris dinasti arsitektur nya. Namun, seperti yang dibuktikan oleh berbagai macam bangunan terpilih sebagai Richardson 's terbaik, tidak ada kesepakatan yang konsisten seperti apa merupakan dasar untuk prestasinya bahkan oleh rekan-rekannya. Banyak, maka, yang akan menirukan dalam pekerjaan Richardson 's tidak menyerang di jantung gayanya.

Saat ini, Romanesque Richardsonian jangka mungkin salah satu kategori gaya yang paling umum dalam arsitektur; ketidakjelasan yang memungkinkan seseorang untuk menerapkan istilah untuk hampir semua struktur dari pertengahan 1870-an untuk pergantian abad yang digunakan batu berwajah granit ashlar, satu atau lengkungan lebih jelas, atau sejumlah fitur arsitektur yang satu asosiasi otomatis dengan master , yaitu, jendela alis, kamar perpustakaan segi delapan, kolom gemuk pendek, atau yang disebut "dormers Loire." Anehnya, istilah dipertahankan sebanyak lintang pada akhir abad kesembilan belas seperti halnya hari ini, dan seorang arsitek yang menirukan semua atau salah satu dari unsur-unsur typologic bisa melegitimasi produk akhir nya dengan mengacu sebagai Richardsonian. Tapi ini bagian yang berbeda dalam diri mereka tidak mulai membentuk esensi gaya Richardson 's; mereka hanya bagian dari kosa kata desain yang menyertai tata bahasa yang lebih penting. Sebaliknya, elemen desain ini disintesis ke dalam bahasa yang kuat yang muncul dari proses desain yang sangat sadar dan konsisten
yang paling Richardsonians gagal untuk memahami.
Arsitektur Richardson 's, jika dianalisis sesuai dengan bentuk dasar diasumsikan, menyajikan kunci yang dapat diandalkan untuk formula kreatif mendasar yang akan meminjamkan jumlah karyanya kualitas konsistensi, kekuatan, kejelasan konsepsi, dan istirahat. Artikel ini akan memberikan sebuah studi formalistik dari Richardson 's arsitektur berdasarkan pemeriksaan sketsa awal dan pekerjaan yang telah diselesaikan sebagai bentuk abstrak dalam upaya untuk membangun pola yang muncul dalam karyanya dan untuk mengidentifikasi kualitas penting yang membuat Richardson' reinterpretasi s gaya bersejarah (seperti Romawi) khas. Melalui studi tersebut, akan terlihat bahwa pendekatan Richardson 's masih relatif statis dan (setelah Sever Hall, 1878) merespon sedikit perubahan materi atau program sipil atau dalam negeri, karena apa yang diberikan dari sketsa pertama adalah formulasi Richardsonian respon estetika konsisten diterapkan lima format arsitektur, di mana semua fungsi yang sensitif diatur dan jelas dinyatakan. Hal ini tidak pantas, maka, untuk membuat perbedaan dari substyles dalam pekerjaan dewasa Richardson 's (yaitu, Ratu Anne, gaya sirap, atau Romawi) atas dasar bahan yang digunakan atau elemen typologic bekerja-mereka hanya Richardsonian. Henry Hobson Richardson dikembangkan banyak prinsip-prinsip desain dan proses desain sementara di Ecole des Beaux Arts (1859-1865, tetapi terutama pada tahun 1861). Henry Hobson Richardson adalah Amerika kedua untuk belajar di Ecole (didahului hanya oleh Richard Morris Hunt). Ada, mahasiswa diwajibkan (umumnya dalam waktu satu hari) untuk mendirikan sebuah parti atau skema yang dimasukkan program yang diperlukan dan untuk menyajikan Esquisse (sketsa cepat). Kedua parti dan Esquisse yang kemudian akan dikembangkan menjadi skala dan berwarna gambar dan disampaikan kepada pelindung atelier untuk kritik, presentasi akhir setelah tidak menyimpang sama sekali dari unsur-unsur utama dari Esquisse asli.

Melalui studi tentang berbagai skema untuk bangunan, yang dicatat pada berbagai sketsa oleh Henry Hobson Richardson (terutama dalam kepemilikan Houghton Perpustakaan Harvard), pengamatan tertentu dapat dilakukan. Satu pemberitahuan, misalnya, kecenderungan untuk mengandalkan memaksakan garis atap (yang setelah 1875 biasanya terputus sepanjang punggungan) sebagai elemen pengorganisasian dan sebagai sarana untuk mencapai istirahat. Garis atap, dengan memberikan pernyataan yang terlihat kuat, meminjamkan kesatuan dengan desain secara keseluruhan yang bertentangan dengan profil saraf Ratu Anne dan bentuk Gothic Victoria; ini ditemukan untuk menjadi kenyataan bahkan di rumahnya Watts-Shennan dari 1874, di mana ada menumpuk dari garis atap. Atap pelana depan dalam struktur ini, bagaimanapun, aturan tertinggi dalam susunan hirarki bentuk dan menetapkan titik fokus. Dengan peregangan garis atap hampir dua cerita ke pembangunan batu dari lantai pertama, secara visual menyatukan rumah dengan bumi dan memperkuat skala manusia struktur. Ini meliputi "kualitas atap sangat jelas dalam desain Richardson 's untuk stasiun kereta api Easton Utara dan Chestnut Hill. Dalam contoh ini, atap sepenuhnya pelukan (dan hampir Smothers) struktur bawah karena terang-terangan mengungkapkan fungsinya untuk melindungi penumpang dan kereta dari unsur-unsur.

Atap, kemudian, meminjamkan monumentalitas serta kesatuan (komposisi, spasial, dan tekstur) dengan kehadiran kuat dan pada saat yang sama menjadi simbol rumah atau tempat tinggal. Ini permainan monumentalitas dan rumah tangga dapat digabungkan (seperti pada rumah Watts-Sherman) atau dimanipulasi untuk aspek asosiatif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Henry Hobson Richardson efektif digunakan bentuk atap sebagai simbol untuk marah atau memperkuat dampak Henry Hobson Richardson yang diinginkan dalam sebuah bangunan. Misalnya, Henry Hobson Richardson akan menggunakan atap pinggul sangat jelas untuk marah kualitas impersonal bangunan sipil tinggi dan luas, seperti Cincinnati Kamar Dagang (1886-1888), atau untuk membantu meregangkan garis horizontal dari Harvard Sever Balai sementara melayani untuk menghubungkannya konseptual untuk struktur kolonial di dekatnya. Ketika garis atap yang tak terputus yang ditambah dengan perlakuan permukaan yang seragam dan permukaan dinding ketat, Henry Hobson Richardson telah mencapai bahan dasar gaya matang. Perhatikan gambar yang kuat dari rumah Glessner. Garis punggung pelana panjang, baris paralel batu berwajah granit ashlar, dan hamparan kuat dinding terganggu (150 kaki panjang) semua berfungsi untuk memperkuat horizuntality dan kelangsungan permukaan planar sementara membangun kehadiran berbobot dan berakar. Namun, bentuk rumah, bila dilihat secara abstrak, mengambil penampilan hanya pusat-lorong abad kedelapan belas struktur domestik kolonial dengan elo terpasang. Keselarasan visual ini dengan akrab bentuk rumah kolonial merupakan upaya untuk menyeimbangkan gerakan desain tegas dari ledakan skala, permukaan dinding terjal, dan panjang banyak sekali yang lain melawan asosiasi rumah. Itu kemampuan Richardson 's untuk menarik bentuk di permukaan bangunan dan menggunakan bahan bangunan ekspresif terampil yang mengubah garis hanya dalam negeri ini ke dalam struktur monumental. Pada saat yang sama, penanganan Richardson 's tekstur permukaan yang seragam dalam pesawat dinding terpadu diawetkan kesatuan visual yang meskipun berbagai fitur dan menunjukkan bagaimana Henry Hobson Richardson telah berdamai penggunaan elemen indah tunggal Queen Anne styling agar kompatibel dengan desain filsafat suatu kesatuan yang utuh. Jendela dan pintu bukaan di rumah Glessner, misalnya, menarik diri ke dalam massa dinding, memungkinkan dinding untuk menyatakan diri lebih jauh sebagai elemen tunggal. Unsur-unsur individu (seperti lengkungan Saracenic yang mengarah ke sayap layanan) mempertahankan hidup mereka sendiri dan kepribadian, tetapi tidak unsur sensasional seperti tunggal yang memanggil perhatian (seperti di Queen Anne styling); sebaliknya, mereka menjadi bagian bawahan dari skema komposisi yang lebih besar. Henry Hobson Richardson, setelah bergantung pada fitur desain Queen Anne dan penanganan awal karirnya, menolak (setelah 1878) mengorbankan keseluruhan untuk kekuatan bagian-bagiannya.

buku tentang arsitektur

buku umum
buku terlaris
buku arsitek
buku standar arsitektur
Bangunan jenis & buku gaya
buku kritik
menggambar & pemodelan buku
buku pelestarian bersejarah
buku-buku sejarah
buku desain interior
buku internasional
buku lanskap
buku bahan
perencanaan & manajemen proyek buku
buku referensi
buku studi & pengajaran
buku perencanaan kota & penggunaan lahan

Henry Hobson Richardson, kemudian, melalui manipulasi garis atap dan bahan, mampu meminjamkan nya struktur domestik monumentalitas dan monumen-nya, rumah tangga. Penggunaan garis atap sebagai elemen dominan dan simbolis memberikan penampil dengan sederhana (meskipun mungkin yang paling kuat) mengatur skema. Pengamatan sketsa Richardson 's juga mengungkapkan bahwa kecuali untuk karya awal nya, seperti Gereja Persatuan (Springfield, 1866-1869), dan ketika itu perlu untuk kompromi desain untuk alasan ekonomi, seperti dalam kasus Emmanuel Episcopal Gereja, Henry Hobson Richardson umumnya dihindari menempatkan pintu masuk pada akhir atap pelana bangunan, lebih memilih untuk menempatkan pintu masuk pada porosnya dengan sisi panjang bangunan. Struktur masuk atap pelana umumnya sinyal fase masih belum matang karyanya ketika pada tahun 1865, setelah kembali dari studinya di Ecole des Beaux Arts, arsitek muda meraba-raba mencari inspirasi arsitektur. Setelah memiliki sedikit pengalaman praktis merancang gereja di Paris, Henry Hobson Richardson mengandalkan preseden Inggris untuk gereja paroki dibangun oleh arsitek seperti Butterfield dan Burgess yang karya-karyanya terus-menerus digambarkan dalam majalah Inggris.

Apa cepat berkembang, namun, dari format gereja awal ini, bila dikombinasikan dengan pelatihan rasionalis di Ecole dalam perencanaan lintas-aksial, hanyalah reorientasi fokus dalam susunan nave-transept-apse. Format salib standar kemudian hanya bergeser sehingga salah satu yang masuk melalui "transept" dan dinding horizontal panjang diperbolehkan untuk menyatakan diri. Orientasi ini sebenarnya dipicu oleh kecenderungan gereja Inggris Gothic memiliki pintu masuk utama melalui sisi (teras utara) daripada portal depan (seperti Perancis lebih). Satu pemberitahuan di Massing bagi Gereja Grace Medford, Massachusetts, pada awal 1867-1869 yang Henry Hobson Richardson sudah baik dalam perjalanan untuk membangun dasar untuk nya perpustakaan kemudian parti-menggunakan menara-atap pelana-lengkungan pengelompokan (masih elemen yang terpisah di Gereja Rahmat) pada sumbu dengan sisi panjang bangunan dan menggunakan area apse sebagai ruang baca, terutama Winn dan Billings perpustakaan).......