Memantapkan diri untuk melangkah menuju pernukahan bukanlah keputusan yang bisa diambil dalam waktu singkat. Kebanyakan orang salah mempersepsikan pesta pernikahan dengan pernikahan. Dalam pernikahan pasangan membuat komitmen jangka panjang yang mepunyai berbagai macam konsekuensi yang menuntut pengorbanan tak sedikit.
Untuk menghadapi konsekuensi yang timbul setelah menikah diperlukan kesiapan yang matang secara emosional dan finansial dari kedua belah pihak. Jadi, menikah tidak hanya asal menikah dengan seseorang lawan jenis yang memiliki fisik yang baik , namun juga dibutuhkan kesiapan dan persiapan yang sangat matang. Apabila suatu pernikahan kekurangan dalam kesiapan fisik ataupun mental kemungkinan yang terjadi adalah sebuah perceraian.
Perceraian, dalam banyak kasus, bukanlah hasil dari pernikahan yang buruk. Perceraian merupakan akibat dari tidak menyiapkan pernikahan dengan baik. Banyak orang memasuki pernikahan dengan harapan yang tidak realistis sehingga terkaget-kaget dengan hal yang mereka hadapi dalam pernikahan. Persiapan yang dimaksudkan ialah pengetahuan mengenai pernikahan dan hal-hal yang akan mereka hadapi dalam pernikahan. Hal-hal yang harus diketahui dan didiskusikan sebelum menikah antara lain sifat dan kebiasaan pasangan, kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai dalam keluarga pasangan, pola pengelolaan keuangan pasangan, pandangan pasangan dan keluarganya mengenai tugas dan peran suami/istri, pandangan pasangan mengenai pernikahan dan komitmen, problema seks, serta pola komunikasi dan pengelolaan konflik yang dimiliki pasangan.